Ada sebuah ungkapan, “Masa lalu
adalah kenangan, masa sekarang kenyataan dan masa depan adalah harapan”.
Kita semua punya kenangan masa lalu, apakah baik atau buruk dan itu
mempengaruhi keadaan kita saat ini. Apa yang kita alami di masa lalu
akan berbekas dan tertanam di alam bawah sadar dan karena tersimpan di
alam bawah sadar tanpa kita sadari terbawa sampai sekarang.
Seseorang
yang pernah mengalami kekerasan di masa lalu atau pernah mengalami
penyiksaan baik secara fisik maupun psikis akan cenderung menjadi
pribadi yang tertekan. Tekanan itu bisa saja membuat seseorang menjadi
cenderung keras, suka berbuat kekerasan juga atau menjadi trauma
sehingga sepanjang hidupnya terus mengalami ketakutan.
Diperlukan
terapi khusus untuk bisa menghapus hal-hal buruk yang tersimpan di alam
bawah sadar sehingga kita melangkah dengan lebih ringan tanpa ada
tekanan masa lalu yang cenderung menghambat langkah kaki kita untuk
menyongsong masa depan.
Agama
dalam hal ini mempunyai konsep sederhana dan sangat ampuh untuk
menghilangkan hal-hal yang buruk di masa lalu seseorang dengan melakukan
Taubat. Dengan Taubat maka seseorang akan merasa lega dan meyakini
sepenuhnya bahwa Tuhan menghapus dosa dan kesalahannya di masa lalu.
Itulah
sebabnya seseorang yang ingin menempuh jalan kepada Tuhan
(Thariqatullah) harus melewati tahap pertama yang sangat penting yaitu
Taubat!. Taubat dalam arti Taubat Nasuha, benar-benar tidak akan
mengulangi kesalahannya di masa yang akan datang. Bisa jadi seorang yang
akan melangkah menuju Jalan Tuhan berkali-kali bertaubat karena berkali
kali pula dia melakukan kesalahan yang sama sampai mencapai taubat yang
sebenarnya.
Kenangan
yang tidak terlupakan ketika saya pertama sekali mendapat kesempatan
bisa berdekatan dengan Guru, saat itu Beliau sedang pangkas rambut di
rumah Beliau dan saya memegang cermin persis di depan Beliau. Ketika
pandangan kami beradu Beliau mengucapkan kata-kata yang tidak bisa saya
lupakan sampai sekarang. Beliau mengatakan, “Aku tidak
pernah lihat masa lalumu, yang aku lihat dirimu hari ini dan Tuhanpun
tidak pernah melihat masa lalu seseorang, yang dilihat Tuhan adalah hari
ini dan besok, jika hari ini kita baik, maka baik juga kita dalam
pandangan-Nya”.
Ucapan
Beliau itu pula yang membuat saya ringan melangkahkan kaki menapaki
hidup ini dengan penuh semangat, berkarya untuk diri sendiri, keluarga
dan mudah-mudahan bisa menghasilkan karya yang bermanfaat untuk orang
banyak dan yang terpenting bisa bermanfaat untuk agama Islam yang Mulia
Raya ini.
Mari
kita langkahkan kaki dengan ringan tanpa beban masa lalu agar jiwa kita
menjadi tenang karena Allah hanya menerima jiwa-jiwa yang tenang
disisinya sebagaimana Firman-Nya :
“Hai
jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah ke
dalam surgaKu” (QS Al-Fajr :27-30)
Ayat
di atas sering kali kita dengar dan kita ucapkan di saat menutup zikir
sendiri maupun saat zikir bersama (Bertawajuh) sebagai teguran untuk
kita semua untuk melupakan masa lalu dan menyongsong masa depan yang
lebih cerah. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat, Wassalam…
Sumber: by SufiMuda; http://sufimuda.net/2011/10/31/masa-lalu/